“Alumni pertama yang menghuni asrama itu ada 3 orang, keponakannya sendiri yakni Mahmud Akil yang kini menjadi Profesor, Fattah Rahman Nur kini menjadi dokter, dan satunya lagi Mas'ud Abdullah adalah mertua Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono,” sambungnya.
Kembali ke Kampung Halaman Kalimantan Barat Mendirikan UNTAN
Setelah berhasil mendirikan asrama mahasiwa pelajar Kalimantan Barat di Yogyakarta, Ya’ Syarif Umar akhirnya pulang ke Kalimantan Barat. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, ia tak tinggal di Pontianak, melainkan pulang ke Ngabang, Kabupaten Landak hingga menyempatkan diri untuk setiap waktu berziarah ke makam kedua orang tuanya.
“Banyak pengalaman besar beliau ini dari pengalaman bertempur di Surabaya, Gerilya, Pengalaman dia dengan Tokoh-Tokoh Jakarta Raya, Bahkan dengan Bung Karno dia Sangat dekat,” ucap Syafaruddin.
Baca Juga:Singgung Pidato Kenegaraan Jokowi, Amnesty International : Jauh dari Harapan, hanya Mengulang
Semangat nasionalisnya patut diacungi jempol. Ia kembali ke Pontianak untuk mengajak para tokoh-tokoh Kalimantan Barat mendirikan sebuah universitas. Universitas itulah yang sekarang ini dinamai Universitas Tanjung Pura (UNTAN). Ya’ Syarif Umar salah satu tokoh penting dan merupakan pendiri Universitas Tanjung Pura.
Sebelum bernama UNTAN, Sekolah tinggi ini diberi nama Univesitas Daya Nasional. Sebab ada dua unsur nama yang disatukan pada waktu itu juga turut ikut serta mendirikannya.
Wafat di Pontianak
Ya` Syarif wafat tahun 1998 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dharma Patria Jaya di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Meskipun pernah menjadi pejabat negara, namun Ia lebih memilih hidup sederhana. Hal itu merupakan prinsip dalam hidupnya yang dipegang teguh hingga akhir hayatnya.
Ya’ Syarif Umar juga mendapatkan kehormatan diberi gelar Anumerta Letnan Kolonel.
Baca Juga:5.770 Narapidana di Sulawesi Selatan Dapat Remisi Perayaan Kemerdekaan 17 Agustus 2022
Ada dua sikap hidup yang selalu beliau dengungkan, yang pertama hidup sederhana tapi berpikir luhur, dan kedua perjuangan adalah ibu dan bapak dari segala-galanya.