Mengenang Peristiwa Kapal Terbang 9, Pengeboman Jepang Demi Kuasai Pontianak

Kejadian tersebut dikenal sebagai peristiwa Kapal Terbang 9 atau Bom Sembilan yang bermula saat Jepang mengirim sembilan pesawat ke langit Pontianak untuk menjatuhkan bom

Bella
Rabu, 16 Agustus 2023 | 19:16 WIB
Mengenang Peristiwa Kapal Terbang 9, Pengeboman Jepang Demi Kuasai Pontianak
Ilustrasi pesawat bomber Jepang. (wikipedia)

“Pengusaha Jepang yang waktu itu ada di indonesia, itu memang pengusaha beneran dan ada beberapa dari mereka itu ada juga intel yang dikirim Jepang untuk berdagang sambil memata-matai,” katanya.

Selain pengusaha, diduga juga Jepang turut mengirim mata-mata yang berprofesi sebagai fotografer sehingga saat tiba di Indonesia, Jepang tak butuh waktu lama untuk mengetahui berbagai kawasan dan menargetkan tokoh mana yang harus mereka amankan.  Salah satu orang dari Jepang yang diduga menjadi mata-mata  di Pontianak adalah M. Honda.

Honda sendiri diketahui merupakan seorang warga Jepang yang telah tinggal di daerah Pontianak, Hindia-Belanda sejak tahun 1920-an karena adanya beberapa potret milik Honda di tahun tersebut.

“Belum menemukan arsip yang menyebutkan dia (Honda) intel, atau bukti fisiknya lah dia intel jepang tapi dari catatan sejarah, dalam beberapa sumber serta wawancara-wawancara, itu disebutkan bahwa M. Honda ketika tentara-tentara Jepang masuk, dia ganti seragam,” jelas Rikaz.

Baca Juga:Mengenang Sejarah Pertempuran Rakyat Melawan Pasukan Belanda di Cangkringan

Pengeboman oleh Jepang di Pontianak, diketahui tak hanya terjadi sekali pada 19 Desember 1941 namun juga pada tanggal 22 Desember, dan 29 Desember  tahun tersebut.  Peristiwa itu tersebar melalui surat kabar yang dibuat oleh sekutu Belanda di beberapa wilayah.

Sayangnya, pada pengeboman yang terjadi setelah 29 Desember 1941, tak dijelaskan secara pasti bagaimana kronologi kejadian dan korban yang terdampak. Namun diduga juga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.

“Kesaksian dr. Heilbrunn menuturkan rumah sakit yang ada penuh diisi korban-korban pengeboman pesawat Jepang. Mereka dirawat oleh sejumlah dokter seperti dr. Heilbrunn, dr. Agoesdjam, dr. Rubini, dr. Lie Giok Tjoan, dan dr. Ahmad Diponegoro. Total korban meninggal di dua pengeboman tanggal 19 dan 22 Desember 1941 sudah sekitar 200 orang, 50 diantaranya meninggal saat dirawat,” ujar Rikaz.

Kontributor : Maria

Baca Juga:Chen EXO Rilis Album Jepang Pertama dan Segera Gelar 'CHEN JAPAN TOUR 2023'

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini