SuaraKalbar.id - Beberapa waktu lalu viral aksi sejumlah masyarakat nekat membuang 3 truk sampah ke Kantor Bupati dan 1 truk sampah lainnya ke kantor DPRD Sintang, Kalimantan Barat pada Selasa (23/7/2024) siang.
Lewat sejumlah unggahan yang beredar di sosial media, terlihat tumpukan sampah tampak menggunung di halaman kantor Bupati dan DPRD Sintang. Gerakan ini diketahui merupakan bentuk kekesalan warga terhadap permasalahan sampah di Kabupaten Sintang yang tak kunjung selesai.
Koordinator Satu Forum Pemuda Peduli Sampah Kabupaten Sintang, Lorensius Anong, menyebutkan bahwa sampah selama ini selalu menumpuk dan belum ada solusi dari pemerintah.
"Maka hari ini kami lakukan pembuangan sampah ke Kantor Bupati sebagai bentuk protes terhadap pemerintah daerah, supaya sampah yang ada segera ditangani oleh pemerintah,” ucapnya dalam video yang beredar.
Baca Juga:7 Tempat Wisata Alam dan Budaya di Sintang, Cocok untuk Destinasi Liburan Keluarga
Seorang aktivis Lingkungan alumni sekolah Social Innovator Gemawan, Riky Efendi, menyebutkan selama ini respons pemerintah daerah (Pemda) cenderung tak peduli mengenai pengelolaan sampah khususnya di daerah perkotaan Sintang.
"Dalam prosesnya memang kami sulit mendapatkan respons pemda yang cenderung cuek terutama untuk meminta data terkait TPA/TPS dan upaya audiensi kepada kepala daerah juga tidak mendapatkan jadwal pasti," ujarnya saat dikonfirmasi oleh Suara.com pada Kamis (25/7/2024).
Riky menyebutkan pemda selama ini banyak memberikan alasan terkait pengelolaan sampah, misalnya dengan menyebutkan adanya kekurangan armada dan lainnya. Akibat hal tersebut, akhirnya terjadi penumpukan sampah di sejumlah titik hingga lebih dari satu pekan.
Selain itu, pemuda asli Sintang tersebut menyebutkan tak salah jika masyarakat sesekali melakukan aksi membuang sampah di kantor pemerintahan sebagai bahan refleksi pihak pemda.
"Tindakan inisiatif dari masyarakat yang begini perlu dilakukan sesekali agar pemda bisa merefleksikan diri bahwa ada yang tidak beres dari kualitas pelayanan yang mereka berikan, komunikasi dengan masyarakat selalu habis di meja rapat tanpa tindakan konkret, Pemda jangan terus mengulur waktu untuk mengatasi masalah sampah, semakin lama mengulur semakin menumpuk sampahnya," tambahnya.
Baca Juga:Kronologi Warga Buang 4 Truk Sampah di Kantor Bupati dan DPRD Sintang
Hingga kini, diketahui belum ada tindakan pasti yang dilakukan oleh pemerintah hingga warga Sintang masih menunggu upaya tindak lanjut oleh Pemda.
Seorang warga Sintang, Vika, menyebutkan kondisi sampah di daerah tersebut memang cukup parah dengan minimnya fasilitas pembuangan yang disediakan pemerintah.
"Dua bulan lalu kami dari OMK MRSA itu mengadakan kegiatan pemungutan sampah di sekitar waterfront kan, nah dari ujung ke ujung waterfront itu banyak banget sampah berserakan dengan tong sampah yang minim hanya ada sekitar 2 atau 3 tong aja di sepanjang waterfront, dan ironinya setelah dibersihkan, besokan harinya sampah sudah berserakan lagi di tempat itu," ujar Vika.
Vika mengakui aksi yang dilakukan sejumlah warga tersebut dapat disebut sebagai anarkis, namun meskipun demikian ia tak memungkiri bahwa sikap tersebut adalah bentuk kekecewaan masyarakat.
"Sebenarnya itu sikap anarkis ya tapi melihat kinerja pemerintah yang slow banget mengalahi jalannya siput membuat saya ikut merasakan geram yang dialami oleh pihak yang bersangkutan. Dari berita yang beredar kan mereka udah meminta dengan baik-baik ya tapi terus diabaikan dan merasa ditinggalkan jadi ya wajar aja sih," jelasnya.
Selain itu, ia turut menyebutkan bahwa tak sedikit masyarakat Sintang memilih untuk membakar sampah karena minimnya area pembuangan sampah.
"Banyak orang yang jadinya bakar sampah karena gak ada tempat buang sampahnya, kan itu jug pencemaran jadinya. Kalo dinsos ini peduli pasti tong sampah gak cuman satu dua, dan TPA itu benar-benar diurus dan (tidak) terbengkalai sampai menumpuk sampahnya," tambahnya.
Kontributor : Maria