5 Senjata Tradisional Suku Dayak dan Sejarahnya

Senjata tradisional Dayak (Mandau, Sumpit, Talawang, Lonjo, Dohong) bukan sekadar alat perang/berburu, tapi juga simbol budaya, spiritualitas, & identitas suku

Bella
Senin, 17 Maret 2025 | 21:44 WIB
5 Senjata Tradisional Suku Dayak dan Sejarahnya
Ilustrasi senjata suku dayak - Arsip upacara adat Mamat menjadi salah satu ritual sakral dan akbar bagi Suku Dayak Kenyah di Kalimantan [SuaraKaltim.id/Istimewa]

3. Talawang: Perisai Penuh Makna

Talawang adalah perisai tradisional suku Dayak yang terbuat dari kayu ulin, dikenal sebagai "kayu besi" karena kekuatan dan ketahanannya.

Dengan panjang 1-2 meter dan lebar sekitar 50 cm, Talawang dirancang untuk melindungi penggunanya dalam pertempuran.

Bagian luarnya dihiasi ukiran sakral, seperti motif burung tingang atau kamang (dewa perang Dayak), yang diyakini memiliki kekuatan magis untuk meningkatkan semangat bertempur.

Baca Juga:Komisi Informasi Kalbar Dorong Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Keterbukaan Informasi Jelang Idul Fitri

Pegangan di bagian dalam memungkinkan pengguna memakainya dengan nyaman.

Menurut Husni Umberan dalam buku Sejarah Kebudayaan Kalimantan (1993), Talawang bukan sekadar alat pertahanan, tetapi juga simbol identitas budaya.

Kayu ulin yang ringan namun tahan lama menjadikannya pilihan ideal, dan ukiran warna-warni (kuning, merah, hitam) menambah nilai estetika.

Saat ini, Talawang lebih sering menjadi barang koleksi bernilai tinggi karena keindahan dan makna historisnya.

4. Lonjo: Tombak Serbaguna

Baca Juga:Sejarah dan Asal-Usul Suku Dayak: Jejak Leluhur di Kalimantan

Ilustrasi asal-usul suku dayak. (Kemenparekraf.go.id)
Ilustrasi asal-usul suku dayak. (Kemenparekraf.go.id)

Lonjo adalah tombak tradisional suku Dayak yang terdiri dari mata tombak besi, gagang kayu ulin, dan pengikat rotan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini