Dengan asumsi return 6% per tahun, kamu butuh portofolio sekitar Rp2 miliar.
Menentukan angka ini akan membantumu menyusun strategi investasi dan menyesuaikan gaya hidup sejak dini.
3. Sisihkan Pendapatan untuk Investasi Sejak Dini
Usia 20-an adalah masa keemasan untuk berinvestasi karena kamu punya waktu panjang untuk menikmati efek compound interest (bunga berbunga).
Baca Juga:BPBD Kalbar Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla di 3 Kabupaten Rawan
Mulailah menyisihkan minimal 20-30% dari pendapatan bulanan untuk investasi.
Beberapa pilihan investasi jangka panjang:
Reksa dana saham, cocok untuk pemula yang ingin return tinggi dengan risiko moderat.
Saham blue chip, ideal untuk pensiun jangka panjang.
Emas digital, untuk diversifikasi.
Baca Juga:Gubernur Kalbar Terbitkan Pergub Percepat Pembentukan Koperasi Merah Putih di Desa dan Kelurahan
P2P Lending atau obligasi pemerintah, sebagai tambahan pendapatan pasif.
Kunci utama: jangan hanya menabung. Uang yang hanya disimpan akan kalah oleh inflasi.
4. Batasi Gaya Hidup Konsumtif
Salah satu tantangan terbesar di usia 20-an adalah tekanan sosial untuk tampil dan mengikuti tren. Gaya hidup YOLO (You Only Live Once) sering jadi penghambat utama tercapainya tujuan finansial.
Mulailah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tidak perlu pelit pada diri sendiri, tapi belanjalah dengan sadar.
Gunakan prinsip delayed gratification—menunda kesenangan jangka pendek demi tujuan jangka panjang yang lebih besar.