5. Penurunan Prestasi Akademik
Anak yang biasanya aktif dan berprestasi di sekolah tiba-tiba menjadi malas belajar, tidak fokus, atau mendapat nilai buruk.
6. Perkataan Negatif tentang Diri Sendiri
Anak mulai mengucapkan hal-hal seperti "aku bodoh", "tidak ada yang sayang aku", atau "lebih baik aku tidak ada" — ini sinyal yang sangat serius.
7. Pikiran atau Perilaku Bunuh Diri
Dalam kasus yang berat, anak mungkin mulai berpikir atau berbicara tentang kematian. Jika ini terjadi, bantuan profesional harus segera dihubungi.
Penyebab Depresi pada Anak
Depresi pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Faktor genetik: Riwayat depresi dalam keluarga.
- Lingkungan keluarga: Orang tua yang sering bertengkar, kekerasan rumah tangga, atau perceraian.
- Perundungan (bullying) di sekolah atau lingkungan bermain.
- Tuntutan akademik atau ekspektasi yang terlalu tinggi.
- Trauma atau kehilangan: Seperti kematian orang terdekat, kecelakaan, atau pengalaman kekerasan.
Cara Menangani Depresi pada Anak
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua saat mencurigai anak mengalami depresi:
1. Ajarkan Anak Mengekspresikan Perasaannya
Baca Juga:Perempuan Menikah Lebih Mudah Depresi, Begini Penjelasan Psikiater
Bantu anak menyadari dan menamai perasaannya. Hindari menghakimi, dan dengarkan dengan penuh empati ketika anak ingin berbicara.
2. Konsultasikan ke Psikolog Anak
Jika gejala berlangsung lebih dari dua minggu, segera bawa anak ke psikolog anak atau psikiater untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
3. Bangun Dukungan Emosional di Rumah
Ciptakan lingkungan rumah yang hangat, terbuka, dan bebas tekanan. Pastikan anak merasa diterima dan disayangi apa pun kondisinya.
4. Dorong Aktivitas Fisik dan Sosial