Scroll untuk membaca artikel
Dythia Novianty
Jum'at, 10 September 2021 | 13:05 WIB
Kasat Reskrim Polres Mempawah, AKP M Resky Rizal. [Inside Pontianak/Istimewa]

SuaraKalbar.id - Kasat Reskrim Polres Mempawah, AKP M Resky Rizal menjamin, penanganan kasus ini dilakukan secara objektif dan profesional.

Walaupun, korban yang meniggal dunia adalah seorang pensiunan perwira polisi.

Korban bernama AKP (Purn) Edwar di Desa Peniti Dalam 1, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

AKP Purn Edwar, terakhir menjabat sebagai Kapolsek Mandor, Polres Landak. Ia tewas akibat senjata tajam jenis parang seleng setelah terlibat perkelahian dengan seorang pria berinsial MS (55) di rumahnya.

Baca Juga: Respon Dewan Adat Dayak Usai Insiden Terbunuhnya Mantan Kapolsek di Mempawah

Resky meminta masyarakat setempat mempercayakan penanganan kasus tersebut ke aparat. Tidak terprovokasi apalagi percaya dengan isu liar terkait motif perkelahian berujung mau itu.

Dia pun menyampaikan, saat ini penyelidikan terus dilaukan pihaknya untuk mencari motif perkelahian yang menyebabkan mantan Kapolsek Mandor itu tewas.

“Kami pasti serius menangani kasus ini. Walaupun korban meninggal dunia adalah pensiunan polisi, kami pastikan akan objektif dan profesional dalam proses hukumnya,” tegas Resky dilansir dari Inside Pontianak, Jumat (10/9/2021).

Kabar yang beredar menyebutkan, AKP Purn Edwar juga tercatat sebagai pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kecamatan Segedong dan dibenarkan Resky. Dia menegaskan, dalam kasus ini tidak ada kaitan dengan suku dan sebagainya.

“Kasus ini murni person to person. Jadi kita memang harus objektif melihatnya. Saya yakin masyarakat sudah cerdas dan tidak percaya informasi yang tidak jelas sumbernya,” ucapnya.

Baca Juga: Mantan Kapolsek di Kalbar Dibacok Sampai Tewas, Lehernya Digorok

Sebelumnya diberitakan, AKP Purn Edwar tewas bersimbah darah setelah terlibat perkelahian dengan seorang pria berinisial MS (55), Rabu (8/9/2021) malam. Korban alami luka menganga di sejumlah tubuhnya.

Informasi awal menyebutkan, awalnya MS datang ke rumah korban dengan mengetuk pintu pagar. Semula yang menerima adalah YL, anak korban.

YL pun memberitahukan ke orang tuanya, dan AKP Purn Edwar langsung keluar. Saat itulah langsung terjadi perkelahian yang mana MS saat itu sudah membawa senjata tajam.

“Karena diberitahu anaknya, AKP Purn Edwar keluar rumah dan mengecek. Kemudian terjadilah penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain dengan menggunakan parang seleng,” ucap Resky.

Hasil visum, kata Resky ditemukan luka disekujur tubuh AKP Purn Edwar. Di antaranya di bagian kepala depan dan belakang.

Load More