Scroll untuk membaca artikel
Bella
Selasa, 01 Juli 2025 | 15:10 WIB
Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). (FB: Ibnu Hajar)

SuaraKalbar.id - Seorang warga Kota Pontianak menyampaikan keluhannya terkait pelayanan di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar).

Ungkapan kekecewaan itu disampaikannya melalui unggahan di media sosial Facebook pada Senin, 30 Juni 2025.

Dalam postingan tersebut, pemilik akun bernama Ibnu Hajar mengisahkan pengalamannya saat mengunjungi Perpustakaan Provinsi Kalbar bersama dua anaknya sekitar pukul 10.30 WIB.

Ia mengaku merasa tidak nyaman dengan sikap petugas yang berjaga di bagian lobi.

Baca Juga: Terbukti Curi Emas 774 Kg, Warga China Yu Hao Dieksekusi ke Lapas Pontianak

“Buka pintu disambut oleh penjaga lobi laki-laki, tak ada sedikitpun berwajah ramah, tak ada senyum sama sekali. Bahasanya mengintimidasi hanya karena nyuruh isi data pengunjung di laptop dengan maksa segera,” tulisnya.

Ibnu juga menuturkan bahwa petugas tampak setengah emosi meskipun saat itu ada antrean pengunjung lain yang sedang mengisi data.

Ketika ia menegur agar petugas bersabar, respons yang diterima justru tetap tidak menyenangkan.

Tak hanya itu, pengunjung juga diminta menyerahkan KTP asli untuk ditahan sebagai syarat masuk ke ruang baca.

Kebijakan ini dinilai Ibnu sangat tidak logis dan mengganggu privasi.

Baca Juga: Kasus Korupsi Bandara Rahadi Oesman: Tersangka Bertambah, Konsultan Pengawas MNH Resmi Ditahan

“Saya tanya untuk apa pak? KTP saya ditahan? Jawaban kurang logis, dia hanya bilang yang lain juga begitu sambil menunjukan beberapa KTP orang lain. Saya sendiri juga takut kalau KTP saya disalahgunakan,” jelasnya.

Ibnu menambahkan bahwa dirinya sempat mencari dan meminta lembar kertas masukan untuk menyampaikan kritik terhadap pelayanan, namun formulir tersebut tidak tersedia.

Ia justru mendapat tantangan untuk menyampaikan kritik lewat media sosial.

“Kotak saran ada, tapi lembaran tak ada. Malah saya ditantangnya untuk langsung ke Instagram dengan nada meremehkan,” ungkapnya.

Karena merasa tidak dilayani dengan baik, Ibnu akhirnya memutuskan untuk membatalkan kunjungan dan keluar dari perpustakaan bersama anak-anaknya.

Lebih lanjut, Ibnu membandingkan pelayanan di Perpustakaan Kota Pontianak yang menurutnya jauh lebih baik.

Load More