SuaraKalbar.id - Supianto hendak mengenalkan istri dan anaknya untuk pertama kalinya ke keluarganya di Pontianak, Kalimantan Barat.
Namun rencana tersebut urung. Sebab, ketiganya terdaftar sebagai penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021).
Supianto dan Rusni baru beberapa tahun menjadi pasangan suami istri dan dikaruniai seorang anak. Belum lama ini, mereka bertolak ke Pontianak untuk bertemu keluarga. Tapi takdir berkata lain.
Penelusuran KabarMakassar.com -- jaringan suara.com, Supianto adalah duda asal Pontianak. Dia menikahi Rusni, janda yang memiliki dua orang anak pada Desember 2017.
Baca Juga:Tim Penyelam Denjaka Temukan Sejumlah Puing Sriwijaya Air SJ 182
Adapun Rusni merupakan warga Menro, Desa Watang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Dari pernikahan tersebut, Supianto dan Rusni dikaruniai satu orang anak bernama Abida Daniya yang usianya sekitar dua tahun.
Awal perkenalan Supianto dengan Rusni diketahui melalui media sosial Facebook. Rusni sebelumnya bekerja sebagai TKW di Arab Saudi. Sedangkan Supianto sebagai TKI di Sarawak, Malaysia.
Mereka menjalin kisah asmara jarak jauh melalui media sosial. Hingga memutuskan untuk menikah di kampung halaman Rusni pada tahun 2017.
Salah seorang kakak Rusni, Mustafa (48 tahun) mengatakan, Supianto merupakan seorang mualaf berdarah Tiongkok asal Pontianak.
Baca Juga:Firasat Buruk Fitri Carlina Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh
Mustafa mengatakan, hubungan cinta antara Rusni dan Supianto sudah terjalin cukup lama. Sehingga mereka mengikat janji untuk menikah kemudian menetap di Pinrang.
“Setelah menikah suami Rusni sempat tinggal di sini satu tahun. Kemudian memutuskan untuk kembali ke Pontianak bekerja. Makanya datanya Supianto tidak ada di sini, setelah menikah dia pergi lagi,” kata Mustafa kepada KabarMakassar.com saat ditemui dirumah korban, Senin (11/1/2021).
Mustafa menambahkan setelah beberapa tahun bekerja, Supianto memutuskan untuk menjemput istri dan anaknya Abida Daniya di Pinrang.
Rencananya Supianto mengajak keluarga kecilnya ke Pontianak adalah untuk memperkenalkan istri dan anaknya kepada keluarganya di sana untuk pertama kalinya.
Sebab, sejak menikah mereka belum pernah bertemu secara langsung dengan keluarga Supianto.
“Supianto datang menjemput anak dan istrinya untuk pertama kalinya diperkenalkan secara langsung ke keluarganya di Pontianak. Namun, nahas Tuhan berkehendak lain,” ungkap Mustafa.
Rencana keluarga bahagia ini berakhir setelah tragedi Sriwijaya Air SJ 182.