5 Tradisi Unik Suku Dayak, Tak Hanya Kuping Panjang

Berikut lima tradisi Suku Dayak dan maknanya.

Husna Rahmayunita
Rabu, 02 Juni 2021 | 15:12 WIB
5 Tradisi Unik Suku Dayak, Tak Hanya Kuping Panjang
Ribuan masyarakat adat Suku Dayak mengikuti Pekan Gawai Dayak ke-32 di kawasan rumah adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

SuaraKalbar.id - Tradisi unik Suku Dayak di Kalimantan. Ada beragam tradisi suku Dayak, tak hanya kuping panjang yang terkenal.

Suku Dayak merupakan salah satu suku yang Pulau Kalimantan. Suku Dayak mengacu pada orang-orang asli non muslim, non melayu yang tinggal di Borneo.

Menurut statistik, jumlah Suku Dayak mencapai 3.009.494 atau 1,27 persen dari total penduduk Indonesia.

Mereka dikenal sebagai suku yang masih mempertahankan berbagai tradisi dari nenek moyangnya.

Baca Juga:Gaet Pelancong, Naik Dango Dibidik Jadi Agenda Wisata Tahunan Singkawang

Ada berbagai tradisi unik yang masih dilestarikan oleh Suku Dayak sampai sekarang.

Selengkapnya, berikut tradisi unik Suku Dayak seperti dihimpun SuaraKalbar.id dari berbagai sumber.

1. Telingaan Aruu

Tradisi unik Suku Dayak, Telingaan Aruu atau kuping panjang. (Instagram/@kamidayakkalbar)
Tradisi unik Suku Dayak, Telingaan Aruu atau kuping panjang. (Instagram/@kamidayakkalbar)

Tradisi telingaan aruu biasa juga disebut sebagai tradisi kuping panjang. Tradisi ini pada dasarnya memanjangkan telinga perempuan sampai ke dada dengan menggunakan anting-anting yang disebut sebagai Belaong.

Anting-anting ini biasanya besar, berbentuk seperti gelang dan terbuat dari tembaga. Tradisi ini dilakukan oleh perempuan Suku Dayak untuk menyesuaikan standar kecantikan.

Baca Juga:Sejarah Tugu Khatulistiwa, Ikon Wisata Tersohor Pontianak

Ada dua jenis anting-anting yang digunakan, yakni hisang semhaa dan hisang kavaat. Hisang semha dipasang di sekeliling lubang daun telinga, sedangkan hidang kavaat dipakai pada luban daun telinga.

Tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa suku Dayak yang berada di wilayah pedalam, seperti Dayak Punan, Dayak Kelabit, Dayak Taman, Dayak Penan, dan Dayak Kenyah. 

2. Ngayau

Tradisi Ngayau merupakan tradisi yang cukup ekstrem. Tradisi ini disebut juga sebagai tradisi berburu kepala musuh.

Tak semua suku dayak melakukannya. Beberapa di antaranya adalah Suku Dayak Iban, Ngaju dan Kenyah.

Tradisi ngayau pernah disepakati untuk dihentikan pada tahun 1874. Saat itu, suku Dayak Kahayan melakukan pertemuan dengan beberapa suku rumpun lainnya karena tradisi Ngayau dapat menyebabkan perselisihan.

3. Tutang

Puluhan mahasiswa asal Dayak Kalimantan menggelar aksi teatrikal dalam bentuk tarian suku Dayak di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (20/10).
Puluhan mahasiswa asal Dayak Kalimantan menggelar aksi teatrikal dalam bentuk tarian suku Dayak di depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (20/10).

Tutang juga disebut sebagai tato. Masyarakat Suku Dayak percaya bahwa tato merupakan simbol dari berbagai kekuatan, hubungan dengan Tuhan, perjalanan kehidupan, dan lain sebagainya.

Sebelum melakukan prosesi penatoan, seseorang harus menjalani berbagai ritual tertentu. Uniknya, tradisi ini bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Bahkan, tato juga bisa dijadikan penanda kedewasaan seseorang. Bagi laki-laki, tato bunga terong menjadi penanda kedewasaan, sedangkan bagi perempuan, tato tedak kassa yang menjadi penandanya.

4. Tiwah

Apabila di Bali ada upacara Ngaben atau di Sulawesi Selatan memiliki Rambu Solo, di Kalimantan ada tradisi bernama Tiwah.

Mirip ngaben atau rambu solo, tiwah juga merupakan tradisi upacara pemakaman yang dilakukan oleh masyarakat Suku Dayak.

Dalam tradisi ini, jasad orang yang meninggal akan dibakar tulang-belulangnya. Tradisi ini dipercaya dapat mengantarkan arwah menuju dunia akhirat atau Lewu Tatau. 

5. Manajah Antang

Ribuan masyarakat adat Suku Dayak mengikuti Pekan Gawai Dayak ke-32 di kawasan rumah adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Ribuan masyarakat adat Suku Dayak mengikuti Pekan Gawai Dayak ke-32 di kawasan rumah adat Radakng, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5/2017). [Suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Manajah antang bisa dipahami sebagai berburu musuh. Dalam upacara ini, sesepuh Suku Dayak akan berkomunikasi dengan arwah leluhurnya melalui burung antang.

Ini dilakukan untuk mencari keberadaan musuh sebelum peperangan terjadi. Selain itu, saat ini, manajah antang digunakan untuk mencari suatu petunjuk

Itulah 5 tradisi unik Suku Dayak diKalimantan.

Kontributor : Sekar Jati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini