SuaraKalbar.id - Harga tahu dan tempe diperkirakan akan naik pada bulan depan, hal itu lantaran melonjaknya harga kedelai internasional.
Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebutkan, harga tempe akan berkisar antara Rp10.300-Rp10.600 per kg. Sementara harga tahu sebesar Rp52.450-Rp53.700 per papan atau Rp650-Rp700 per potong.
"Kondisi kedelai di dunia saat ini terjadi gangguan suplai. Kalau saya melihat di Brazil terjadi penurunan produksi kedelai, di mana awalnya diprediksi mampu memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton. Penurunan produksi ini berdampak pada kenaikan harga kedelai dunia," kata Oke, melansir Antara Jumat (11/2/2022).
Selain itu, yang menyebabkan harga tahu dan tempe diprediksi akan naik karena inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 7 persen. Hal itu, berdampak pada kenaikan harga input produk kedelai.
Baca Juga:Beli Tempe Bakar Penuh Kejutan, Pas Dibalik Malah Bikin Auto Nangis Berjamaah
Selain itu, terjadi pengurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, serta ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai juga mengakibatkan petani kedelai di Amerika Serikat menaikkan harga.
Dari data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dolar AS per bushel atau angkanya sekitar Rp11.240 per kilogram (kg) kalau ditingkat importir dalam negeri," kata Oke.
Dalam hal ini, diperkirakan harganya akan terus mengalami kenaikan hingga Mei 2022 yang bisa mencapai 15,79 dolar AS per bushel. Selanjutnya, akan terjadi penurunan pada Juli 2022 ke angka 15,74 dolar AS per bushel di tingkat importir.
Untuk itu, Oke mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai dunia itu akan berdampak pada kenaikan harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe di dalam negeri.
"Dan hal ini akan mempengaruhi ujungnya adalah harga produk turunan dari kedelai, yang utama disini adalah harga tempe dan tahu," ujar Oke.
Baca Juga:5 Alternatif Pengganti Susu Sapi yang Baik untuk Kesehatan, Wajib Dicoba!