Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 14 Februari 2024 | 08:35 WIB
Salah satu nelayan perempuan yang tinggal di Pulau Cempedak. (Tim Liputan Investigasi)

Pendapatan yang dihasilkan dari mencari ikan di Pulau Gelam dengan menghabiskan waktu selama rata-rata hampir satu pekan tersebut bagi Neka cukup besar. Keuntungan kotor bisa mencapai Rp3 juta, bahkan bisa mencapai Rp5 juta bila sedang musim renjong berkembang biak. Adapun ongkos yang mesti dikeluarkan selama melaut di sana lebih dari Rp1,2 juta yang meliputi bensin, rokok, es batu, dan bahan makanan.

“Kalau ke Pulau Gelam, bawa beras dan kompor gas di bawa. Untuk lauknya nanti dari hasil tangkapan, mana yang ditangkap itu yang dimakan,” jelasnya.

Pulau Gelam memang tak lagi jadi tempat tinggal tetap warga. Namun, sejumlah nelayan memilih membangun pondok-pondok kecil untuk tempat bertahan selama beberapa hari di sana.

Seperti yang dilakukan Marai (43), nelayan perempuan dari Pulau Cempedak, Desa Kendawangan Kiri, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang. Marai bersama bapaknya, Hajrad (75), beserta ibunya yang bernama Etek (70) tinggal di sebuah pondok kecil di Pulau Gelam. Sudah sekitar satu bulan keluarga Hajrad menetap di sana. Mereka tinggal di sebuah pondok kayu beratap daun kelapa. Beberapa pondok juga berdiri di tempat tersebut.

Baca Juga: Pulau Gelam Ditambang, Penyu Ikut Terancam Menghilang

Ketika kami berkunjung ke pondok Hajrad November 2023 yang lalu, tampak Marai yang duduk di selasar pondok tengah membersihkan puluhan renjong. Menurut Marai, renjong-renjong tersebut adalah hasil tangkapan pada hari sebelumnya dan telah direbus.

“Bagian perut (renjong) dibersihkan agar tidak ada kotorannya lagi,” ungkap Marai sembari memanfaatkan bagian batang sendok untuk mengeluarkan kotoran dalam perut dan membersihkan bagian luar renjong.

Renjong yang telah direbus dan dibersihkan itu nantinya akan dimasukkan ke dalam kotak es sebelum dikirim ke pusat kota di kecamatan Kendawangan.

Perempuan nelayan memiliki peran yang besar dalam menciptakan kesejahteraan sosial bagi keluarganya. Mereka tak hanya memerankan sebagai istri nelayan yang membantu laki-laki bekerja, tetapi nelayan itu sendiri. Seperti para perempuan nelayan yang menggantungkan hidupnya di Pulau Gelam ini.

Sumia (50), perempuan nelayan yang sering mencari ikan di Pulau Gelam. Warga Pulau Cempedak, Desa Kendawangan Kiri, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang ini sebulan dua kali melaut sekitar pulau tersebut.

“Kalau musim lobster, 2-3 malam (di Cempedak) ke laut lagi (Pulau Gelam, red),” ungkap Sumia ketika ditemui di Pulau Cempedak.

Selama 4-6 malam, Sumia bersama suaminya menginap di Pulau Gelam. Mereka jarang menginap di pondok lantaran terlalu banyak nyamuk. Mereka bermalam di atas lepeh. Menurutnya, banyak nelayan lain yang juga melakukan hal serupa.

Baca Juga: Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam

Ibu dari dua orang anak ini ketika mencari ikan bertugas sebagai juru kemudi lepeh. Sementara suaminya memasang jaring. Sumia harus memiliki kemampuan kemudi yang baik agar jaring tidak sangkut di kipas mesin.

Load More