“Kemarin ada 4 bulan yang kami cari agak ngenak tuh, lobster ada, ranjungan ada, ikan juga ada. Kadang-kadang dapatlah Rp 3 juta. Ongkosnya gak banyak paling Rp 800 ribu,” tambahnya.
Seorang nelayan lain, Sindro (46) yang berasal dari Jakarta dan kini mengikuti sang istri menetap di Pulau Cempedak menyebutkan bahwa ia sangat sering pergi mencari ikan di Pulau Gelam khusus untuk menangkap lobster karena dinilai memiliki harga yang cukup fantastis.
“Ke Pulau Gelam tangkapannya cuma cari lobster, kebetulan harganya tinggi jadi kita ngejar. Saya biasa belasan kilo dapatnya. Satu kilo itu harganya Rp 250 ribu,” ujar Sindro antusias.
Kembali ke Salmin. Ia, bercerita bahwa Gelam menjadi pusat mata pencaharian hampir keseluruhan nelayan. Namun meskipun demikian, perjuangan mencari hasil tangkapan di Pulau itu tak mudah. Mereka kerap harus menginap bahkan membawa serta istri dan anak karena mengingat lokasi Pulau Gelam yang berjarak 2 jam perjalanan dari Pulau Cempedak.
Jarak tempuh yang cukup jauh, membuat sejumlah nelayan di Pulau Cempedak memilih menginap demi mengakali ongkos jarak tempuh. Bahkan, Salmin mengaku dirinya sempat memiliki rumah di pulau konservasi tersebut selama dua tahun.
“Dulu pernah sempat tinggal lama di Pulau Gelam sama istri, sekitar dua tahun lebih dan punya rumah disana. Cuma sekarang kalau ke Gelam untuk nangkap ikan itu nginap 3-4 malam,” terang Salmin.
Memutuskan untuk pindah, Salmin menjelaskan ia dan istrinya akhirnya menetap ke Cempedak demi mendapatkan fasilitas yang lebih mudah diraih dari perkotaan.
“Dulu pindah dari pulau Gelam ke Cempedak karena dulu cuma ada perahu layar, gak ada mesin, pakai angin dan gayung. Akhirnya orang tua kasihan juga anaknya kalau sakit kan susah. Akhirnya carilah pulau ini gak ada penghuninya. Akhirnya mampir nelayan 1-2 orang, kemudian nambah penduduk dari pulau Gelam pindah kesini sampai sekarang,” jelasnya.
Mencari sesuap nasi bagi nelayan Cempedak di Pulau Gelam, tampaknya merupakan hal yang biasa dengan serta membawa anak dan istri. Begitu pun bagi Samsul dan Sindro.
Baca Juga: Nelayan Perempuan Pulau Gelam Paling Terancam Tambang
“Saya kadang cuma dua malam ke Gelam sendiri, tapi biasanya bawa istri dan anak, berangkut kesana bisa empat sampai lima malam. Selama di Gelam tidurnya kadang di perahu, atau bikin pondok di darat pulau,” ujar Samsul.
“Biasa melaut sama istri, sama anak yang kecil karena kita pergi sana bermalam. Kakaknya ditinggal karena udah besar. Istri gak pernah tinggal, kemana-mana saya ngelaut dia pasti ikut,” saut Sindro tertawa.
Berbicara soal hasil tangkapan, nelayan-nelayan di Cempedak itu memiliki sejumlah cara untuk menjual hasil tangkapannya, yaitu kadang-kadang langsung ke Kecamatan Kendawangan.
Namun, sering pula menjual kepada beberapa agen yang ada di Cempedak. Salah satu di antaranya kepada Hartono (40), ketua RT 02 kala itu. Pria yang akrab disapa sebagai Tono tersebut diketahui cukup terkenal sebagai local hero Cempedak karena menjadi agen sekaligus pembina bagi para nelayan tradisional Cempedak.
Berprofesi berdasarkan kemauannya kurang lebih selama 4 tahun, menjadi seorang agen sekaligus pembina merupakan tantangan tersendiri bagi Tono yang harus siap turut menyediakan segala keperluan setidaknya 20 nelayan binaannya.
“Saya juga harus membina masyarakat setempat dengan membantu mereka memodali supaya mereka bisa berkegiatan, disamping mereka berkegiatan nelayan kita bina mereka yang fasilitasnya belum lengkap kita lengkapi,” terang Tono tenang saat dijumpai dikediamannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Perluas Jangkauan Kesehatan, BRI Peduli Salurkan Ratusan Unit Ambulans di Seluruh Indonesia
-
Selaras dengan Asta Cita, BRI Perkuat Ekonomi Desa Melalui Program Desa BRILiaN
-
Konsistensi BRI Salurkan BLTS, KUR, dan Dukung Program MBG hingga FLPP Wujudkan Kesejahteraan Rakyat
-
VinFast: Ketika Kendaraan Listrik Bersenyawa dengan Kehidupan, Membangun Masa Depan Berkelanjutan
-
BRI Pertimbangkan Buyback untuk Perkuat Nilai dan Kinerja Berkelanjutan