SuaraKalbar.id - Seorang pria berinisial SM (22), warga Pontianak Timur, meregang nyawa setelah dihajar oleh tiga orang yang masih punya hubungan keluarga.
Aksi penganiayaan itu dipicu oleh kemarahan ketiga pelaku karena SM menebus handphone yang digadaikannya menggunakan uang palsu.
Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Wawan Darmawan melalui Kasat Reskrim Kompol Wawan Darmawan membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut, tiga pelaku telah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.
"Untuk ketiga pelaku sudah diamankan di Mapolresta Pontianak untuk penyidikan lebih lanjut. Saat ini sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut," ujar Kompol Wawan, Rabu (6/8/2025).
Baca Juga:Menteri PPPA Kecewa Penanganan Lambat Kasus Kekerasan Seksual Anak di Pontianak
![Rawan peredaran uang palsu saat Lebaran 2025. [Dok. Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/26/63981-uang-palsu.jpg)
Ketiga pelaku diketahui merupakan sodara sepupu, yakni MR yang masih di bawah umur, serta TI dan FI.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Selasa (5/8) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, di Gang Budi Luhur, Jalan Tritura, Kecamatan Pontianak Timur.
Berdasarkan keterangan saksi keluarga, korban yang akrab disapa Otong diketahui menebus handphone yang digadaikan kepada bibinya menggunakan uang palsu. Merasa ditipu, tiga pelaku kemudian mencari korban dan melakukan pengeroyokan.
"TI menendang korban, FI memukul korban dari belakang. MR yang sedang main PlayStation spontan ambil kipas angin lalu pukulkan ke kepala bagian belakang korban. Karena mereka bertiga ini sepupu, jadi ikut-ikutan," jelas paman pelaku, Zainal Abidin, saat ditemui di Mapolresta Pontianak.
Korban mengalami luka serius akibat serangan itu. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Islam Yarsi Pontianak, namun kondisinya terus menurun.
Baca Juga:Kualitas Udara di Pontianak dan Kubu Raya Buruk, Warga Diimbau Gunakan Masker
SM mengalami kejang-kejang dan muntah, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 10.00 WIB.
Jenazah korban saat ini telah dipindahkan ke RS Bhayangkara Anton Soedjarwo Polda Kalbar untuk keperluan visum. Polisi masih mendalami motif dan kronologi peristiwa yang berujung maut ini.