Terancam Tambang Pasir Kuarsa: Perjalanan Sehari Bersama Nelayan Tradisional ke Pulau Gelam

Kami harus mencari ikan lebih jauh dan membutuhkan BBM yang semakin banyak dengan biaya yang tinggi dan tidak sebanding dari hasil tangkapan

Bella
Kamis, 15 Februari 2024 | 17:58 WIB
Terancam Tambang Pasir Kuarsa: Perjalanan Sehari Bersama Nelayan Tradisional ke Pulau Gelam
Potret aktivitas nelayan Cempedak. (Tim Liputan Investigasi)

Kata Tono, kehadirian perusahaan sawit di pulau tetangga menguntungkan masyarakat setempat, namun merugikan nelayan pesisir yang tinggal di sekitar Kendawangan. Hasil tangkapan nelayan mengalami penurunan yang karena limbah perusahaan yang menghancurkan ekosistem terumbu karang dan padang lamun sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan dan renjong.

Begitu pula dengan aktivitas eksplorasi tambang pasir dilakukan di Pulau Gelam. Nelayan pesisir Kendawangan merasa resah, takut jika peristiwa yang terjadi di Pulau Bawal, terulang di Pulau Gelam, tempat nelayan mencari ikan.

Pulau Gelam sendiri merupakan sebuah pulau kecil, dengan luasan 28 kilometer persegi. Saat mendaratkan perahu di sana, sejauh mata memandang pasir putih yang mengilat dan dan hamparan mangrove.

“Kita coba lempar jaring disini,” kata Salmin. Dibantu istrinya, Salmin mulai melemparkan pelampung yang terikat pada jaring. Perahu digerakkan memutar dengan pelan. Setelah dua atau tiga kali lemparan, satu atau dua ekor ikan berhasil terjaring.

Baca Juga:Pulau Gelam: Pasir Kuarsa akan Ditambang, Nelayan Tradisional Terancam

“Sekarang penghasilan udah jauh sekali berubah, kalau dulu tiga set pukat bisa dapat belasan kilo, sekarang 30 set cuman main ekor, kadang malah dapat 2 atau 3 kilo saja,” tambahnya.

Matahari sudah terasa membakar kulit, siang itu Salmin memutuskan untuk mencari tempat untuk menyantap bekal makan siang.

Di pulau Gelam masih terdapat beberapa pondok sementara milik nelayan. Pondok itu biasanya digunakan untuk nelayan menginap sekitar seminggu, sebelum kembali ke Pulau Cempedak. Hasil tangkap dijual ke Kendawangan.

Tak hanya nelayan Pulau Cempedak, beberapa nelayan yang tinggal di sekitar pesisir Kendawangan juga mencari ikan di kawasan ini. Potensi ikan di perairan pulau ini cukup banyak. Selain itu, ada pula jenis ranjugan dan lobster yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi.

Pada musim lobster di bulan Juni dan Juli, setiap tahunnya Pulau Gelam menjadi ramai dengan nelayan.

Baca Juga:Nelayan Perempuan Pulau Gelam Paling Terancam Tambang

Sambil menghidupkan mesin, Salmin terus mengemudikan lepeh perlahan menuju tepian pantai, birunya air laut bak cermin memudahkan saya dapat melihat sampai ke dasar pantai yang terdapat terumbu karang dan juga padang lamun. Salmin berkisah, dulu ketika padang lamun masih sangat rapat, lepeh sampai tak bisa lewat. Perahu bisa kandas jika tersangkut lamun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini