Scroll untuk membaca artikel
Bella
Rabu, 14 Februari 2024 | 08:35 WIB
Salah satu nelayan perempuan yang tinggal di Pulau Cempedak. (Tim Liputan Investigasi)

Bagi para nelayan, Pulau Gelam adalah aset berharga. Pak Tono mengatakan, banyak nelayan menginap di sana terutama saat musim lobster dan rajungan berkembang biak. Mereka mengais rezeki dari hasil laut. Setiap hari pasti ada yang cari ikan di sana.

Adanya informasi akan ada aktivitas eksploitasi tambang di selatan Kalbar itu, membuat nelayan merasa khawatir. Tak terkecuali para perempuan yang menjadikan perairan Pulau Gelam untuk mencari sesuap nasi.

“Kalau ada tambang, takut pulaunya karam. (Kalau karam) nggak bisa dicari lagi ikannya. Ikan-ikan bisa hilang,” ungkap Yanti (37), warga Pulau Cempedak, Desa Kendawangan Kiri

Yanti memang tak lagi mencari ikan lantaran harus menemani anaknya yang masih balita. Namun, suami dan ketiga anak laki-lakinya adalah nelayan. Sehari-hari mereka ke laut mencari ikan hingga renjong. Termasuk mencarinya ke Pulau Gelam.

Baca Juga: Pulau Gelam Ditambang, Penyu Ikut Terancam Menghilang

“Seminggu sekali (ke Gelam),” sebut ibu empat anak ini.

Walau tak ikut, Yanti memegang peran besar dalam keluarga ini. Ia membantu mempersiapkan segala perlengkapan untuk berangkat ke laut lepas. Ia menyiapkan makan hingga pukat. Ketika hasil tangkapan di bawa pulang, ia jugalah yang melepaskan tangkapan satu per satu dari jaring, hingga mengolah renjong agar siap dijual ke Kendawangan. Yanti berperan penting dalam ketahanan ekonomi keluarganya.

“Kalau semua lama pergi melaut, dan tidak ada ikan yang saya kerjakan, biasanya saya jaga warung, jualan es di depan rumah,” katanya.

Ekosistem yang masih tergolong baik di perairan sekitar Pulau Gelam membuat aneka hewan laut hidup di sana. Sumber daya ini tentunya menjadi ladang perekonomian bagi warga setempat.

Tak hanya warga Pulau Cempedak yang mengais rezeki di pulau tersebut. Adalah Rabatin 60), Warga Desa Kendawangan Kanan, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang. Ia menetap sementara di pulau tersebut bersama suami dan anak-anaknya. Menurutnya, masih banyak nelayan yang sering singgah ke pulau tersebut.

Baca Juga: Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam

Keluarga Rabatin tak hanya menangkap dan mengolah ikan. Di pulau itu,suaminya, Doel Ahyar (63) membuat sebuah kapal. Saat ditemui di Pulau Gelam awal November lalu, Doel tengah mengerjakan sebuah kapal berkapasitas lima gross ton. Kapal motor itu dikerjakan sejak beberapa bulan yang lalu.

Load More