Pulau Gelam Ditambang, Penyu Ikut Terancam Menghilang

Habis sudah,

Bella
Senin, 12 Februari 2024 | 19:12 WIB
Pulau Gelam Ditambang, Penyu Ikut Terancam Menghilang
Penampakan Pulau Gelam. (Tim Liputan Investigasi)

Ada juga Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa Liar. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/ 12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.

Demikian juga dengan Surat Edaran Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor: SE.526 Tahun 2015 mengatur tentang Pelaksanaan Perlindungan Penyu, Telur, Bagian Tubuh dan/atau Produk Turunannya.

Berbagai pihak menyuarakan protes karena khawatir tindakan pengerukan berlebihan akan membuat habitat dan ekosistem yang ada di Pulau Gelam hancur. Banyak pihak pun menyayangkan lolosnya izin tambang oleh pusat tanpa kajian mendalam.

Jika penambangan tidak di stop dan terus berlanjut beroperasi, Pulau Gelam dan penghuninya akan tinggal nama.

Baca Juga:Pulau Gelam Terancam, Dugong Bernasib Kelam

Banyak upaya dilakukan untuk melindungi ekologi dan habitat di Pulau Gelam. Dari mulai aduan, petisi hingga laporan ke Polda Kalbar untuk membuat tambang tidak lagi beroperasi.

“Ini upaya masyarakat dan yayasan untuk menghentikan tambang itu,” ucap Setra.

Dalam faktanya, habitat penyu makin tahun makin menipis. Ini berakibat jumlah reptile ini makin berkurang. Penyu hijau misalnya. Dalam penelitian Wawan Kurniawan, Erianto, Iswan Dewantara yang diterbitkan di Jurnal Hutan Lestari (2020) menyebutkan populasi penyu hijau terus menurun.

Salah satu penyebabnya adalah banyaknya vegetasi yang rusak sehingga penyu enggan mau mendarat untuk bertelur. Padahal, area hidup penyu ini harus stabil.

Dalam penelitian itu mencatat habitat peneluran penyu hijau tidak boleh rusak, baik fisik dan morfologi penyusun pantainya. Ekosistem pantai tempat peneluran penyu harus terjaga karena secara tidak langsung akan berpengaruh pada proses perkembangbiakan penyu.

Baca Juga:Praktik Pasir Kuarsa Rempang di Pulau Kalimantan

Bisa dibayangkan jika habitat mereka rusak oleh eksploitasi tambang, maka proses pembuahan dan bertelur akan sulit. Kebingungan ini yang akan menimpa psikologis penyu hijau saat hendak bertelur dan menciptakan generasi tukik untuk keberlangsungan ekosistem alam.

Kepunahan Mengintai

Yayasan Webe Ketapang mencatat pergerakan migrasi penyu dari sekitar pulau-pulau kecil di kawasan konservasi Kendawangan cukup massif mengingat kondisi alam yang masih stabil.

Namun, kondisi ini akan berubah seiring adanya aktivitas komersil yang merusak. Webe mencontohkan, kepunahan penyu di Pulau Bawal. Dulu, Pulau Bawal jadi pusat penyu diantara pulau-pulau di Kawasan konservasi. Namun, sejak masuk perusahaan sawit dan invasi besar-besaran, keberadaan penyu di sana tinggal nama.

Webe khawatir hal sama juga akan berlaku di Pulau Gelam. Pulau Gelam kaya akan pasir kuarsa. Izin dua perusahaan untuk bisa melakukan kegiatan tambang akan merugikan habitat yang hidup di sana.

Untuk mengungkap sejauh mana ancaman keberadaan tambang, saya menemui Dosen Ilmu Kelautan Ketua Jurusan Kajian Hosenografi Pesisir MIPA Universitas Tanjungpura, Arie Antasari Kushadiwijayanto.

Ia menegaskan, kegiatan seperti pertambangan rentan merusak kondisi lingkungan, tak terkecuali perairan dan ekologinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini